Film Dilan 1991 Ditolak Tayang di Kota Makassar, Ahmadyani Hafid: Sudah Nonton Belum ?
Ahmadyani Hafid Manager XXI Wilayah Timur (kiri) bersama pimpinan bioskop XXI di Kota Makassar |
Makassar. Setelah terjadi aksi penolakan Film Dilan 1991 di beberapa Bisokop di Kota Makassar Sulawesi Selatan, Ahmadyani Hafid selaku Manager XXI Wilayah Timur mengajak mahasiswa dan pers untuk investigasi langsung.
"Jadi mari kita bersama-sama cermati film ini dengan datang investigasi langsung. Saya juga dibikin heran, belum nonton kok pada protes". Kata Ahmad kepada pers dan mahasiswa yang datang ke Bioskop XXI Mall Panakkukang Kota Makassar pada jumat (08/03) malam.
Soal ada tuntutan dari aksi pendemo untuk segera menutup dan menghentikan Film Dilan 1991 di sejumlah XXI di Kota Makassar, Ahmad mengatakan hal itu sudah di luar wewenangnya.
Ahmad menambahkan lagi bahwa kapasitasnya di XXI adalah sebagai penjual. Film Dilan 1991 ini layak ditayangkan kerna sudah lolos Lembaga Sensor Film di Indonesia.
Bukti Film Dilan 1991 yang sudah dinyatakan lulus sensor. Sumber foto : Ahmadyani Hafid |
"Yah, tidak mungkin kita mau pasarkan kalau tidak lolos sensor. Jadi kita juga tau undang-undang". Jelasnya lagi.
Namun Ahmad juga menghargai segelintir mahasiswa yang ingin menyampaikan aspirasi terkait film ini. Tapi dia sangat menyayangkan aksi yang digelar malah menggangu ketenteraman serta merusak fasilitas di Bioskop XXI Mall Panakkukang.
" Kalau ingin menyampaikan aspirasi itu sah-sah saja. Tapi kalau sudah merusak fasilitas bioskop dan mengganggu ketentaraman pengunjung, yah jalur hukumnya beda lagi" Tegas Ahmad.
Ketika ditanya tentang adegan kekerasan dan ciuman yang sempat diprotes Mahasiswa, Ahmad malah sontak bertanya kembali, sudah nonton belum ??
" Kalau belum nonton, Yah mari kita buktikan terlebih dahulu, apakah ada adegan-adegan seperti yang disebutkan mahasiswa. Kalau sudah nonton kita lanjutkan lagi wawancara" . Beber dia.
Ahmad meminta insan pers dan mahasiswa bersama-sama investigasi dengan menonton langsung film Dilan 1991 di Bioskop XXI Mall Panakkukang jumat (8/3) malam.
Pengunjung yang akan menonon Film Dilan 1991 di Bioskop XXI Mall Panakkukang Kota Makassar, Jumat (8/3) malam. |
Tadi selama menonton film ini yah saya tidak menemukan adegan seperti yang disebutkan Mahasiswa. Sebenarnya masih banyak film yang lebih ekstrim dan fornografi berbanding film Dilan 1991 ini. Jelasnya
" Saya hanya menyarankan kedepannya selain kisah-kisah cinta yang ditampilkan, harusnya film Indonesia lebih mengangkat prestasi siswa. Kata pengunjung yang menonton film Dilan 1991 ini.
Dari hasil investigasi film Dilan 1991 di Bioskop XXI Mall Panakukukang, pers yang hadir beserta Putra Raya sebagai perwakilan pers mahasiswa Universitas Hasanuddin tidak menemukan adegan berahi maupun kekerasan di Film Dilan 1991.
Baca juga : Full Coverage, Kontroversi film Dilan 1991 di Kota Makassar
adek-adek yang demo sebelum nonton ini sebenarnya gambaran kita sekarang, cepat sekali menilai sesuatu hanya melihat luarnya atau berdasarkan pengalaman lama, tidak mau membiasakan diri mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
ReplyDeleteIni saya kira PENYAKIT di zaman serba instan. Orang berkomentar, bahkan mengambil sikap menolak atau mendukung, tapi belum sempet menonton atau menelisik obyek beritanya.
ReplyDeleteSudah banyak musibah karena orang terlalu cepet berkomentar atau menebarkan opini tanpa mencoba mengklarifikasi ke pemilik obyek kejadian.
HAHAHAHA tiap liat berita Dilan ditolak ini mau ketawa dan ngetawain diri sendiri. Orang Makassar yang bergaul sama orang luar pasti ikut dibully karena kejadian ini hadeuh. Gara2 pada demo saya yg tadinya ga tertarik mau nonton jadinya mau nonton juga.
ReplyDeleteSaya juga bingung dengan sikap segelintir mahasiswa itu. Tapi aa sebenarnya di balik demo itu? bentuk promo film yang antimainstream kah? entah..
ReplyDeleteKalau dilihat dari sudut pandang lain, demo mahasiswa ini justru mengundang penonton. Yang tadinya tidak tertarik menjadi penasaran lalu akhirnya menonton. Walaupun begitu, tidak elok juga caranya kalau demo dengan cara yang tidak elegan begitu. Bikin malu saja.
ReplyDelete" Kalau ingin menyampaikan aspirasi itu sah-sah saja. Tapi kalau sudah merusak fasilitas bioskop dan mengganggu ketentaraman pengunjung, yah jalur hukumnya beda lagi" Tegas Ahmad.
ReplyDeleteini benar sekali.
Menyatakan pendapat tetap harus dalam koridor yang benar. Jangan karena merasa benar lantas merasa pakai cara apapun pasti benar. Duh, tidak begitu.
Terima kasih Kak Atim sudah mengklarifikasi dari pihak bioskop dan menuliskannya di sini.
Adek-adek mahasiswa sebaiknya mencari cara lain untuk berdemo. Jangan terperangkap dengan model orasi apalagi sampai berbuat vandal.
ReplyDeleteDengan performing art mungkin, atau apa gitu. Sesuatu yang lebih kreatif dan menarik perhatian dengan cara yang lebih elegan.
" Saya hanya menyarankan kedepannya selain kisah-kisah cinta yang ditampilkan, harusnya film Indonesia lebih mengangkat prestasi siswa. Kata pengunjung yang menonton film Dilan 1991 ini.
ReplyDeletesaya suka kalimat diatas, bagusnya memang sesekali film tentang prestasi2 siswa yang ditampilkan hehehe
Sedari awal saya juga tidak mengerti untuk apa demo ini. Filmnya saja belum tayang kok sudah di demo. memangnya sudah pernah nonton?
ReplyDeleteBetapa bahayanya kalo kita hidup dan bertindak hanya atas dasar prasangka. Saya rasa masih banyak cara-cara kreatif untuk menyampaikan pendapat dibanding dengan merusak fasilitas.
Menurut saya tanggapan pak ahmad sangat tepat aksi demo segelintir mahasiswa tersebut. Yah tidak mungkin juga lah ditayangkan secara bebas jika belum lulus sensor -_-
ReplyDeleteHaha hasil investigasi film, hebat juga filmnya di Investigasi 😂. Paling tidak sebagai penikmat panggung hiburan, masyarakat, kita percayakan ke LSI sama KPI saja, semua tayangan2 yang disediakan. Kalo sudah lulus disana yah nda usah dipermasalahkan lagi, apalagi sampai merusak/anarkis.
ReplyDeleteBenar juga ya, nggak mungkin film Dilan 1991 ini ditayangkan kalau lolos sensor dan yah memang setiap orang punya hak menyuarakan pendapat tapi yang harus logis juga sih. Nonton saja belum tapi sudah main demo duluann...
ReplyDeleteBaca postingan ini jadi ingat kalau ternyata saya belum nonton Dilan 1991. Ya sudah, tunggu tayang di TV saja. Emak emak rempong punya 2 bocah susah melipir pergi nonton. Hahahha
ReplyDelete